Kenali Risiko Investasi Reksadana – Investasi ialah satu aktivitas memberikan modal, baik langsung atau tidak, dengan keinginan di saat kelak pemilik modal memperoleh beberapa keuntungan hasil dari penanaman modal itu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia investasi memiliki arti penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau project untuk maksud mendapat keuntungan.
Pada umumnya investasi bisa disimpulkan sebagai menyempatkan/ manfaatkan waktu, uang atau tenaga untuk keuntungan/ faedah pada masa depan . Maka, investasi sebagai beli suatu hal yang diharap di periode mendatang bisa dipasarkan kembali dengan nilai yang semakin tinggi dari sebelumnya.
Investasi reksadana dapat memberinya kekuatan keuntungan yang semakin tinggi dibanding dengan menabung biasa. Tetapi, investasi reksadana mempunyai resiko, bersamaan dengan kekuatannya.
Reksadana ialah kelompok dana investor yang diatur manager investasi untuk ditempatkan ke beberapa aset keuangan seperti saham, obligasi dan pasar uang. Tiap produk mempunyai resiko berlainan sesuai macamnya. Apa resiko investasi reksadana?
Ada Potensi Untung, Tapi Kenali Dulu Risiko Investasi Reksadana
1. Risiko Penurunan Nilai
Harga reksadana tercermin dalam nilai aktiva bersih per unit pelibatan (NAB/UP), yang dihitung dari nilai semua asset dan dikurangkan beberapa biaya selanjutnya dipisah dalam jumlah unit yang tersebar. Harga reksadana dihitung setiap hari bursa dan dapat naik atau turun karena ada resiko pasar (pasar risk).
Pemicu turun naik harga reksadana ialah peralihan harga asset didalamnya. Reksadana saham mempunyai resiko tinggi karena saham dapat berfluktuasi dalam periode pendek. Adapun reksadana pasar uang mempunyai resiko rendah karena didalamnya deposito dan obligasi jatuh termin kurang dari satu tahun.
2. Risiko Likuiditas
Likuiditas terkait dengan pencairan reksadana. Resiko ini ada saat manager investasi telat sediakan dana untuk bayar pencairan (redemption) yang sudah dilakukan oleh investor. Tetapi, menurut ketentuan, pembayaran dana dalam soal pencairan harus dilaksanakan manager investasi dalam optimal tujuh hari kerja (Sabtu, Minggu, dan hari liburan tidak dihitung).
3. Risiko Wanprestasi
Resiko ini dikenal juga sebagai resiko credit atau tidak berhasil bayar, yang terjadi bila rekanan usaha manager investasi tidak berhasil penuhi kewajibannya. Rekanan usaha terhitung, tapi tak terbatas pada emiten, pialang, bank kustodian dan agen penjual dampak reksadana yang dipilih oleh manager investasi.
Misalnya, sebuah produk reksadana mempunyai obligasi (surat hutang) perusahaan PT ABCD dan terima bunga atau coupon secara reguler. Tetapi, PT ABCD di suatu masa tidak dapat bayar coupon dan ada resiko uang dasarnya tidak dibayarkan. Ini pasti punya pengaruh pada performa reksadana.
4. Resiko Ekonomi dan Politik
Risiko ini ada berkaitan dengan keadaan ekonomi dan politik baik dalam atau di luar negeri. Misalnya, ada peralihan ketentuan yang bisa mengakibatkan terpengaruhnya performa reksadana baik langsung atau mungkin tidak langsung.
Itu beberapa resiko investasi reksadana dan harus dijamin oleh investor. Tiap tipe reksadana mempunyai tingkat resiko yang lain, bersamaan dengan kekuatannya memberinya kekuatan keuntungan. Makin tinggi resiko, makin tinggi kekuatan keuntungan (high risk high return).
Perlu diketahui Kenali Risiko Investasi Reksadana sebelum memutuskan investasi ini.
Daftar Isi